Jakarta, Mendekati pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden atau Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, para tim sukses pemenangan dua calon yang berkompetisi menggunaan segala macam cara untuk meraih dukungan, termasuk dengan mengeluarkan fatwa atas nama kiai atau tokoh agama tertentu untuk memilih atau tidak memilih calon tertentu.
Salah seorang pengguna twitter Hardi Bahar (@bhardi0855) menanyakan langsung kepada Gus Mus di akun twitter @gusmusgusmu: “Gus, fatwa haram milih Jokowi itu, benar gak sih. Dasar nya gak jelas, .. mohon ...”
Gus Menjawab singkat, “Sedang musim lebay. :)” Jawaban singkat Gus Mus di akun @gusmusgusmu itu tertanggal 22 Juni dan per-24 Juni telah diretweet oleh 148 orang dan difavoritkan oleh 17 orang.
Gus Mus sendiri adalah salah seorang kiai yang “gaul” dan cukup rajin dalam berinteraksi dengan warga melalui internet. Akun twitternya @gusmusgusmu diikuti sebanyak 342 ribu orang. Para follower ini seringkali menanyakan banyak hal kepada Gus Mus tentang masalah pribadi, hingga soal calon presiden.
Salah seorang follower Gus Mus, Fati (@fati75677418) sebelumnya juga menyampaikan pertanyaan melalui akun Gus Mus. “Apa benar pernyataan gusmus tentang prabowo ???di FB..ktnya sumber dr jenengan”. Gus Mus menjawab singkat, “Palsu.”
Tak puas, follower Gus Mus yang lain (“@srhida) menanyakan lagi, “Gus Mus menjawab dengan kalimat serius, “Sdh ber-kali2 KICAUAN NGAWUR ini aku bantah. Kepentinganku apa?”
Pernyataan dimaksud berisi tentang dukungan Gus Mus kepada salah seorang calon presiden. Kali ini pernyataan tidak hanya tersebar di facebok dan twitter. “@srhida juga menyertaan gambar yang menunjukkan “dukungan palsu” atas nama Gus Mus itu juga beredar melalui pesan singkat (SMS).
Terkait Pilpres, melalui akun twitternya, Gus Mus juga berpesan agar masyarakat menahan diri dan tidak berlebihan dalam kegiatan kampanye atau aktivitas dukung-mendukung.
Di akun @gusmusgusmu, Gus Mus menulis, “Apa perlu diingatkan lagi bahwa PILPRES adalah persaingan antara saudara sebangsa dg TUJUAN yg sama: untuk kebaikan Indonesia dan rakyatnya?” (A. Khoirul Anam)
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar